Sakit Kepala Seperti Ditusuk Jarum Dan Mual

Sakit Kepala Seperti Apa yang Harus Diwaspadai?

Sakit kepala yang harus diwaspadai adalah yang muncul tiba-tiba dengan intensitas sangat parah, disertai gejala seperti penglihatan kabur, kesulitan bicara, kelemahan pada satu sisi tubuh, pingsan, atau leher kaku. Sakit kepala yang terjadi setelah cedera kepala atau yang semakin parah dan tidak membaik dengan pengobatan biasa juga perlu perhatian khusus. Jika sakit kepala disertai demam tinggi, mual atau muntah yang tidak biasa, segera konsultasikan ke dokter spesialis neurologi untuk evaluasi lebih lanjut, karena bisa menjadi tanda kondisi serius seperti stroke, aneurisma, atau meningitis.

Sakit Kepala Sekunder

Di sisi lain, sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang dipicu oleh gangguan otak atau jaringan di dalamnya. Beberapa contoh kondisi medis yang dapat menyebabkan terjadinya sakit kepala sekunder adalah sebagai berikut ini:

Untuk mengetahui pasti penyebab sakit kepala sekunder, dokter harus melakukan pemeriksaan. Beberapa pemeriksaan penunjang, seperti CT-scan kepala, MRI, pungsi lumbal, dan pemeriksaan laboratorium, mungkin disarankan untuk mendukung proses diagnosis.

Untuk memudahkan proses diagnosis, terutama jika sakit kepala sering berulang, sebaiknya Anda mengenali dan mencatat informasi tentang keluhan tersebut. Beberapa informasi yang perlu Anda sampaikan ke dokter adalah bagaimana sakit kepala dirasakan, keluhan yang berhubungan dan mencetuskan sakit kepala. Dengan menyampaikan informasi tersebut dokter bisa memberikan penanganan dengan lebih tepat.

Baca juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang

Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit.

Kondisi tersebut juga melibatkan pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher.

Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain:

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya sakit kepala primer, antara lain:

Apa Bedanya Nyeri Kepala dan Pusing?

Nyeri kepala adalah rasa sakit atau tekanan yang terjadi di area kepala atau leher, sering kali terasa seperti berdenyut, menekan, atau menusuk, dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti migrain, tegang, atau infeksi. Sementara itu, pusing adalah sensasi merasa goyah, tidak seimbang, atau seperti lingkungan berputar (vertigo), yang sering kali disebabkan oleh masalah pada telinga bagian dalam, tekanan darah rendah, dehidrasi, atau gangguan saraf. Keduanya berbeda dalam penyebab dan sensasi yang dirasakan, meskipun kadang bisa terjadi bersamaan.

Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit.

Kondisi tersebut juga melibatkan pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher.

Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain:

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya sakit kepala primer, antara lain:

Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala

Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala yang tidak terkait pada penyakit lain atau sakit kepala primer, dan sakit kepala akibat adanya penyakit lain atau sakit kepala sekunder.

Konsultasikan kepada dokter

Jika sakit kepala berlangsung lama atau disertai gejala lain (seperti kebingungan, masalah penglihatan, atau kesulitan berbicara), segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder ini biasanya disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di bagian kepala akibat adanya suatu penyakit.

Penyebab umum sakit kepala sekunder, antara lain:

Sedangkan penyebab sakit kepala sekunder, lainnya yang jarang terjadi, antara lain:

Saat terserang sakit kepala, gejala yang biasanya akan dialami pengidap adalah rasa sakit di sekitar kepala.

Namun, waspadai jika sakit kepala disertai dengan gejala-gejala berikut ini:

Nah, jika kamu Mengalami Gejala Cephalgia atau Sakit Kepala, Ini Dokter yang Bisa Bantu Obati.

Pencegahan Sakit Kepala

Ada berbagai cara untuk mencegah sakit kepala, seperti:

Baca juga: Kepala Sering Nyeri, Ini Waktu yang Tepat ke Dokter Saraf

Diagnosis Sakit Kepala

Bila Anda mengalami sakit kepala, terlebih bila intensitasnya berat dan tak bisa diredakan dengan obat yang dijual bebas, Anda perlu mendatangi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis gejala tersebut secara tepat. Dalam pemeriksaan, Anda akan diminta menjelaskan seputar nyeri yang dirasakan, misalnya:

Bila pernah menjalani penanganan medis untuk sakit kepala, ceritakan pula kepada dokter. Termasuk bila ada dokumen hasil pemeriksaan sebelumnya.

Sakit kepala ringan sering kali dapat sembuh tanpa obat-obatan. Cukup dengan beristirahat, rasa nyeri akan lenyap sendiri. Ada pula yang sembuh dengan obat-obatan yang dijual bebas. Namun beberapa jenis sakit kepala butuh penanganan medis, terutama yang intensitasnya berat dan terkait dengan penyakit lain.

Untuk dapat mengobati sakit kepala itu dengan efektif, harus diketahui dulu apa pemicunya. Dengan memahami pemicu tersebut, dokter dapat menentukan penanganan yang tepat. Hal pertama yang penting untuk meredakan sakit kepala adalah mengendalikan stres. Stres bisa memicu beragam masalah kesehatan, termasuk sakit kepala. Dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu untuk sakit kepala yang berat dan sering terjadi.

Kunci untuk mencegah sakit kepala terjadi adalah menemukan apa penyebabnya. Penyebab ini sangat mungkin berlainan antara satu orang dan orang lain. Sekali sudah menemukan penyebab tersebut, Anda bisa menghindari atau meminimalkannya.

Misalnya Anda sering merasa sakit kepala karena bau menyengat dari parfum. Maka hindari produk parfum tersebut. Lalu jika sakit kepala muncul karena kurang tidur, berarti Anda harus cukup beristirahat. Begitu pula untuk penyebab lain. Meski demikian, ada kalanya sakit kepala muncul tanpa penyebab jelas. Dalam hal ini, Anda sebaiknya mendatangi rumah sakit untuk menemukan penyebab itu dengan bantuan dokter.